ANALISIS CERITA RAKYAT
ANALISIS CERITA TELAGA WARNA
I.Analisis SinopsisDi daerah puncak jawa barat kita dapat menikmati sebuah Telaga yang berwarna.Dahulu kala di daerah itu Terdapat Sebuah Kerajaan yang Makmur.Rajanya yang di panggil Prabu adalah seorang yang Baik dan Bijaksana serta Ratu yang Rendah hati Tak heran Rakyat nya tidak pernah kesusahan dan kelaparan karena Dipimpin oleh raja yang bijaksana.
Namun sayangnya Raja dan Ratu itu tidak memiliki Keturunan,itu membuat Ratu Sering murung dan menangis,Raja sangat sedih melihat Ratu bersedih.Maka Pergilah Raja ke Hutan dan Bertapa di hutan ia selalu bertapa dan berdoa agar dapat dikaruniai seorang anak.Akhirnya Keinginan Raja terkabul Ratu pun mengandung anak perempuan.Setelah Beberapa bulan kemudian sang anak lahir menjadi bayi yang lucu dan mereka menamai anak itu dengan nama Putri Gilang Rukmini .Belasan Tahun kemudian Gadis itu menjadi remaja yang cantik di negeri itu
Ia sangat dimanjakan oleh Raja dan Ratu sehingga ia menjadi Remaja yang manja dan suka marah jika kemauan nya tidak dipenuhi oleh sana Raja.Sifat sang Remaja tidak sebanding dengan perilaku nya ia juga sering berkata kata kasar kepada orang lain,Namun sang Raja dan Ratu serta rakyat tetap menyayangi nya
Beberapa Hari sebelum hari Ulang tahun ke 17 sang anak Rakyat berbondong bondong pergi ke istana untuk memberikan Hadiah kepada Putri,Raja menerima nya dengan senang karena rakyat nya yang peduli dengan putri nya lalu raja membawa semua perhiasan ke dalam ruangan istana agar sewaktu waktu ia dapat mempergunakan perhiasan itu untuk kepentingan rakyat nya.Lalu raja pergi ke toko perhiasan dengan membawa sedikit emas dan berlian untuk dijadikan kalung sebagai hadiah ulang tahun Anaknya.
Pada saat Hari ulang tahun Putrinya sang Raja memberikan kalung tersebut kepada putrinya namun putrinya menolak memakai kalung itu dan melemparnya sehingga kalung itu rusak.Melihat kejadian itu terjadi keheningan yang cukup lama,keheningan itu membuat Ratu menangis serta seluruh rakyat menangis secara ajaib Tiba tiba muncul mata air di halaman istana awalnya mata air itu hanya sebatas kolam lama kelamaan air itu membanjiri istana sampai akhirnya istana benar benar hanyut dan menjadi danau.Konon Danau tersebut bersinar karena kalung Putri yang menyebar di dasar TelagaII. UNSUR INTRINSIK
Alasan:
1. TemaDalam legenda Telaga Warna bertema “Kemanusiaan”.2. Tokoh dan wataka. Raja Prabu Suwartalaya : Penyayang, baik hati, dan bijaksana.b. Ratu Purbamanah : Penyayang.c. Putri Gilang Rukmini : Durhaka kepada orang tua, pemarah, dan manja.
3. AlurLegenda Telaga Warna Menggunakan alur Maju.
- Cerita Telaga warna diceritakan melalui Perkenalan cerita sampai penutupan cerita tampa mengulang ulang cerita
4. Latar/Settinga. Tempat : Istanab. Suasana :
- Menyenangkan
- Sedih
- Mengejutkan
- Hening
Alasan:
5. Amanata. Kita harus menghargai setiap pemberian yang diberikan pada kita.b. Sebagai anak kita tidak boleh durhaka pada orang tua.
- Pemberian orang kepada kita harus kita terima dengan senang hati walau kita tidak menyukai nya itu sebagai tanda kita menghormati apa yang telah mereka beri kepada kita
- Kita harus menghormati orang yang lebih tua terhadap kita apalagi orang tua kita
III. ANALISIS NILAI
UNSUR EKSTRINSIK
1. Nilai sosial
Ketika ahli perhiasan membuatkan kalung yang sangat indah untuk putri.
2. Nilai Moral
Putri menerima kalung itu. Lalu ia melihat kalung itu sekilas. “Aku tak mau memakainya. Kalung ini jelek!” seru Putri. Kemudian ia melempar kalung itu. Kalung yang indah pun rusak. Emas dan permatanya tersebar di lantai.
3. Nilai Kepercayaan
Pada Saat Prabu pergi ke hutan untuk bertapa. Di sana sang Prabu terus berdoa, agar dikaruniai anak.
IV. Nilai Kebudayaan
1. Asal Daerah : Puncak,Jawa barat2. Hal hal yang dapat dipetik : Kita harus tetap menghormati apa yang orang lain lakukan demi kita dan selalu menghormati sesama dan tidak suka berkata kata kasar karena itu akan melukai orang lain
CERITA PENUH TELAGA WARNA
Kalau kita pergi ke daerah Puncak, Jawa Barat, di sana terdapat sebuah telaga yang bila dilihat pada hari cerah akan terkesan airnya berwarna-warni. Telaga itu namanya Telaga Warna dan konon merupakan air mata tangisan seorang ratu.
Zaman dahulu, ada sebuah kerajaan di Jawa Barat. Negeri itu dipimpin oleh seorang raja. Prabu, begitulah orang memanggilnya. Ia adalah raja yang baik dan bijaksana. Tak heran, kalau negeri itu makmur dan tenteram. Tak ada penduduk yang lapar di negeri itu.
Semua sangat menyenangkan. Sayangnya, Prabu dan istrinya belum memiliki anak. Itu membuat pasangan kerajaan itu sangat sedih. Penasehat Prabu menyarankan, agar mereka mengangkat anak. Namun Prabu dan Ratu tidak setuju. “Buat kami, anak kandung adalah lebih baik dari pada anak angkat,” sahut mereka.
Ratu sering murung dan menangis. Prabu pun ikut sedih melihat istrinya.. Lalu Prabu pergi ke hutan untuk bertapa. Di sana sang Prabu terus berdoa, agar dikaruniai anak. Beberapa bulan kemudian, keinginan mereka terkabul. Ratu pun mulai hamil. Seluruh rakyat di kerajaan itu senang sekali. Mereka membanjiri istana dengan hadiah.
Sembilan bulan kemudian, Ratu melahirkan seorang putri. Penduduk negeri pun kembali mengirimi putri kecil itu aneka hadiah. Bayi itu tumbuh menjadi anak yang lucu. Belasan tahun kemudian, ia sudah menjadi remaja yang cantik.
Prabu dan Ratu sangat menyayangi putrinya. Mereka memberi putrinya apa pun yang dia inginkan. Namun itu membuatnya menjadi gadis yang manja. Kalau keinginannya tidak terpenuhi, gadis itu akan marah. Ia bahkan sering berkata kasar. Walaupun begitu, orangtua dan rakyat di kerajaan itu mencintainya.
Hari berlalu, Putri pun tumbuh menjadi gadis tercantik di seluruh negeri. Dalam beberapa hari, Putri akan berusia 17 tahun. Maka para penduduk di negeri itu pergi ke istana. Mereka membawa aneka hadiah yang sangat indah. Prabu mengumpulkan hadiah-hadiah yang sangat banyak itu, lalu menyimpannya dalam ruangan istana. Sewaktu-waktu, ia bisa menggunakannya untuk kepentingan rakyat.
Prabu hanya mengambil sedikit emas dan permata. Ia membawanya ke ahli perhiasan. “Tolong, buatkan kalung yang sangat indah untuk putriku,” kata Prabu. “Dengan senang hati, Yang Mulia,” sahut ahli perhiasan. Ia lalu bekerja d sebaik mungkin, dengan sepenuh hati. Ia ingin menciptakan kalung yang paling indah di dunia, karena ia sangat menyayangi Putri.
Hari ulang tahun pun tiba. Penduduk negeri berkumpul di alun-alun istana. Ketika Prabu dan Ratu datang, orang menyambutnya dengan gembira. Sambutan hangat makin terdengar, ketika Putri yang cantik jelita muncul di hadapan semua orang. Semua orang mengagumi kecantikannya.
Prabu lalu bangkit dari kursinya. Kalung yang indah sudah dipegangnya. “Putriku tercinta, hari ini aku berikan kalung ini untukmu. Kalung ini pemberian orang-orang dari penjuru negeri. Mereka sangat mencintaimu. Mereka mempersembahkan hadiah ini, karena mereka gembira melihatmu tumbuh jadi dewasa. Pakailah kalung ini, Nak,” kata Prabu.
Putri menerima kalung itu. Lalu ia melihat kalung itu sekilas. “Aku tak mau memakainya. Kalung ini jelek!” seru Putri. Kemudian ia melempar kalung itu. Kalung yang indah pun rusak. Emas dan permatanya tersebar di lantai.
Itu sungguh mengejutkan. Tak seorang pun menyangka, Putri akan berbuat seperti itu. Tak seorang pun bicara. Suasana hening. Tiba-tiba terdengar tangisan Ratu. Tangisannya diikuti oleh semua orang.
Tiba-tiba muncul mata air dari halaman istana. Mula-mula membentuk kolam kecil. Lalu istana mulai banjir. Istana pun dipenuhi air bagai danau. Lalu danau itu makin besar dan menenggelamkan istana.

